Ikatlah ilmu dengan menulisnya, luangkan waktu untuk membacanya, pahami dan simpanlah dalam ingatan agar kamu dapat mengamalkannya, terutama untuk diri sendiri selanjutnya untuk orang banyak jika bisa sekaligus juga tidak apa-apa.

Thursday 8 October 2015

Satuan dan standar pengukuran listrik


SATUAN DAN STANDAR

Ilmu pengukuran listrik merupakan bagian integral dari pada ilmu fisika. Kebanyakan alat ukur yang digunakan sekarang pada prinsipnya sama dengan alat ukur konvensional, tetapi sudah banyak mengalami perbaikan tentang  ketelitiannya.
Untuk menetapkan nilai dari beberapa besaran yang bisa diukur, harus diketahui dulu nilai, jumlah dan satuannya. Jumlah biasanya ditulis dalam bentuk angka -angka sedangkan satuannya menunjukkan besarannya.
Pengertian tentang hal ini adalah penting dan harus diketahui dan disetujui bersama oleh teknisi - teknisi antara bangsa -bangsa karena dengan melihat macam satuannya maka dapat diketahui besaran pada alat ukurnya.
Untuk menetapkan sistrem satuan ini dibentuklah suatu komisi standar internasional. Sistem satuan yang pertama adalah C.G.S. (Centimeter, Gram, Second) sebagai dasar. Ada dua sistem C.G.S. yang digunakan yaitu C.G.S. elektrostatis dan C.G.S. elektrodinamis. Dalam pengukuran listrik yang banyak digunakan adalah yang kedua.

A.  Sistem Satuan C.G.S. dan Satuan Praktis
Satuan -satuan praktis yang sering digunakan dalam pengukuran -pengukuran besaran listrik adalah :
Arus Listrik                 ( I )      = Ampere                    ( A )
Tegangan                     ( V )     = Volt                          ( V )
Tahanan                       ( R )     = Ohm                         ( Ω )
Daya Semu                  ( S )     = Voltampere              ( VA)
Daya Nyata                 ( P )     = Watt                         ( W )
Daya Reaktif               ( Q )     = Voltampere reaktif ( VAR )
Induktansi                   ( L )     = Henry                       ( H )
Kapasitansi                  ( C )     = Farad                        ( F )
Muatan Listrik             ( Q )     = Coulomb                  ( C )

B.  Sistem Satuan M.K.S.
Tahun 1901 diusulkan sistem satuam Meter, Kilogram, Second (M.K.S.). Sistem ini merupakan pengembangan sistem C.G.S. dimana panjang dalam meter, berat dalam kilogram dan waktu dalam detik. Sehingga dalam sistem ini adalah sebagai berikut : 
Luas                    = m2
Volume               = m3
Kecepatan           = m/det
Gaya                    = newton
Kerja, Energi
       = joule
Daya              
      = watt
Kuat arus       
      = ampere
Tegangan      
       = volt
C. Alat Ukur
Secara umum alat ukur ada 2 type yaitu :

  • ·         Absolute Instruments

Merupakan alat ukur standar yang sering digunakan di laboratorium-laboratorium dan jarang dijumpai dalam pemakaian di pasaran lagi pula alat ini tidak memerlukan pengkalibrasian dan digunakan sebagai standar.
  • ·         Secondary Instruments

Merupakan alat ukur dimana harga yang ditunjukkan karena adanya penyimpangan dari alat penunjuknya dan ternyata dalam penunjukan ada penyimpangan mak a alat ini harus lebih dulu disesuaikan/dikalibrasi dengan membandingkan dengan absolute instruments atau alat ukur yang telah lebih dulu disesuaikan.


Alat ukur dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
a.  Alat ukur analog - jarum
Alat ukur analog merupakan alat ukur generasi awal dan sampai saat ini masih digunakan. Bagiannya banyak komponen listrik dan mekanik yang saling berhubungan. Bagian listrik yang penting adalah, magnet permanen, tahanan meter, dan kumparan putar. Bagian mekanik meliputi jarum penunjuk, skala dan sekrup pengatur jarum penunjuk.


b.  Alat ukur digital - angka elektronik
Alat ukur digital adalah alat ukur yang menunjukan besaran yang diukur dalam bentuk angka. Dengan alat ukur digital kesalahan pembacaan dihilangkan oleh penunjukan langsung dengan angka dari besaran yang di ukur, dan titik netral desimal ditunjukan pulsa secara langsung untuk memudahkan pengukuran.